Sunday, October 15, 2017

where to stay in Jogjakarta #2


Yellow

Hari kedua di Jogjakarta saya pindah penginapan ke Pawon Coklat Guesthouse. Kali ini saya ga salah liat peta seperti hal nya waktu memilih penginapan hari pertama di postingan sebelumnya, karena guest house ini berada di lokasi yang beneran strategis. Pawon Coklat Guesthouse terletak di Gang 1 Jalan Sosrowijayan, selemparan batu ke Stasiun Tugu dan Jalan Malioboro.  Yup betul, guest house nya ada di dalam gang. Jarak menuju guest house nya tidak teralu jauh dari mulut gang, dan lingkungan di sekitarnya juga cukup bersih kok. Tapiii, denger-denger daerah ini terkenal sebagai "tempat laki -laki hidung belang mencari hiburan" - sorry guys , I couldn't find better words to describe- . Jadi jujur saya agak parno kalau harus jalan sendirian di dalam gang menuju ke  penginapannya. 

Pawon Coklat Guesthouse merupakan properti 3 lantai yang mengusung tema green urban living. Guesthouse ini punya public space dengan beberapa spot yang bisa di pakai untuk duduk-duduk santai. Kalau menginap di Pawon Coklat, kamu akan dimanjakan dengan atmosfir rindang dan cozy, tanaman-tanaman merambat dan kursi-kursi vintage yang unik menjadi pengalih perhatian kalau sebenernya guesthouse ini berada di kawasan yang cukup padat. Kamar-nya sendiri sangat minimalis tapi tetap nyaman untuk sekedar beristirahat. 


front area alias lobby nya Pawon Coklat


no elevator, just stairs,, lumayan juga kalau geret2 koper


kamar yang minimalis tapi cukup nyaman

lupa di foto sewaktu masih rapih,, oopss
public space yang disediakan Pawon Coklat

salah satu kamar di Pawon Coklat

suasana yang cozy meskipun ada di lingkungan yang padat 

Sewaktu googling tentang Pawon Coklat Guesthouse, saya sempet menemukan foto rooftop-nya yang keliatannya asik. Rooftop ini sebenernya jadi salah satu pertimbangan akhirnya memutuskan untuk coba menginap di Pawon Coklat Guesthouse. Tapi sewaktu saya  stay disana, dan coba naik ke lantai paling atas, ternyata rooftop nya sudah berubah jadi tempat jemuran. huhuhu sayang bangeett



pic via booking.com
iconic mural-nya Pawon Coklat Guesthouse


hhmmm setelah ini mau explore kemana lagi yaa

 jadi review saya tentang Pawon Coklat Guesthouse

+) lokasi yang super strategis, dekat dengan Stasiun Tugu dan Malioboro
+) ambiance yang cozy
+) instagramable banget 


-) kebersihan kamar mandinya kurang terjaga, dan ga punya exhaust fan jadi nya bikin bau kurang sedap
-) akses menuju ke Pawon Coklat agak -agak kurang nyaman kalau dilalui cewe apalagi kalau sendirian
-) karena ubinnya bukan keramik, lebih baik pakai slippers di dalam kamar supaya kaki nya ga kotor debu


over all, menurut saya Pawon Coklat Guesthouse ini asik buat kamu - kamu yang punya jiwa backpacker. Penginapannya yang ga terlalu besar dan public space yang cozy cocok banget buat backpacker-backpacker yang lebih seneng hang out di luar kamar dan mingle sama tamu-tamu penginapan lainnya. 

salam, love
Wulan




Saturday, September 9, 2017

where to stay in Jogjakarta #1



Halloo !!


melanjutkan postingan saya tentang liburan terakhir saya ke Jogjakarta yang ini,  sekarang saya mau share beberapa tempat yang saya pilih untuk menginap sepanjang liburan kemarin. Karena ga mau keliatan terlalu excited kaya orang kurang piknik  kesibukan di kantor, jadilah pencarian penginapan baru dimulai H-seminggu menjelang keberangkatan. Ternyata sudah banyak penginapan yang full booked, apalagi penginapan-penginapan yang nge hitz seperti Yats Colony atau Greenhost Boutique Hotel. Pilihan penginapan hari pertama jatuh pada Tjokro Style Hotel dengan pertimbangan harga, lokasi dan pastinya atmosfir yang instagramable #anakinstagram 😉.

Tjokro Style Hotel ini terletak di Jalan Menteri Supeno, di daerah Umbulharjo. Karena belum terlalu familiar dengan daerah Jogjakarta, saya coba cek lokasi Tjokro Style Hotel di google maps, dan menurut saya lokasinya tidak terlalu jauh dari tengah kota (Alun-Alun ataupun Tugu). Tapi ternyata setelah saya rasakan dalam perjalanan dari bandara Adi Sutjipto menuju hotel, lokasilnya tidak sedekat yang saya kira 😩. Seperti nya memang benar kalo ada yang bilang "women can't read maps" oopss.


First impression ketika tiba di Tjokro Style Hotel, adalah hotelnya cukup nyentrik dengan dekorasi-nya yang warna warni. Ketika mau check in, petugas resepsionisnya sedang sibuk melayani tamu lain yang kebetulan turis asing. Saya melihat mba petugasnya cukup cekatan dan fasih berbicara dengan si tamu asing, yang tandanya hotel ini cukup profesional dalam melayani tamu.



lobby hotel , pic credit ebookers.com
a creative warm welcome note on a chalkboard insid the room
kamar akuuuh

area makan yang cozy


  review dari saya untuk Tjokro Style Hotel :

+)  Hotel budget tapi dekorasi-nya ga minim seperti hotel budget lainnya
+)  Harga kamar yang terjangkau, around 400K rupiah with breakfast
+)  Petugas hotel yang cekatan, suka sebel kan kalau petugas-nya lelet
+) Karena merupakan bagian dari jaringan hotel, pelayanan dan kebersihannya sudah ter-standardisasi. Maklum saya paling bawel soal kebersihan apalagi kebersihan kamar mandi dan toilet
+) Fasilitasnya cukup lengkap, bahkan ada free karaoke looh di rooftop bar-nya untuk tamu menginap, tapi sayang saya ga sempat naik ke rooftop ya
+)  Restaurant yang menyediakan menu yang menarik dan affordable. Saya sempat makan bakmi dan jus dengan harga ga sampai 40 ribu
- ) Lokasi yang tidak terlalu dekat dengan pusat kota

over all, selama 12 jam stay di Tjokro Style Hotel, saya merasa puas dengan fasilitas dan pelayanannya.


salam
Wulan




Tuesday, August 15, 2017

I'm a Proud Alumni #aussiebanget


Haloo,

Seperti judulnya, I am a #proudalumni and also #happyalumni ! (^^)/
Jelas happy karena weekend kemarin dapet undangan untuk datang ke acara nya Australian Award. Australian Award  sering banget bikin event baik untuk yang homecoming atau pun buat alumni yang sudah lama pulang, ya saya salah satu nya :D. Event yang kemarin diadain namanya Gig on The Green, dengan konsep garden party di halaman belakang Kedutaan Besar Australia yang baru.  Seperti yang sudah-sudah, event kali ini seru banget karena panitia nya berusaha banget ngasih suasana garden yang casual sekaligus hype dengan  live music, lampu-lampu kecil, bean bag warna-warni dan free flow foods, drinks and desserts ! We always love freebis, ya kaan ! ga ketinggalan juga photo booth lengkap dengan props nya loh. ^^  . Karena rumput di Indonesia lembab, panitia menyediakan rumput sintetis supaya nyaman untuk didudukin. 


ada yang ga kontrol duduknya karena terlalu excited bisa ndeprok di rumput lagi :P




berusaha cari spot foto yang anti - mainstream

 

Saya merasa beruntung banget bisa diundang ke acara yang digelar di Kedutaan Australia ini. Selain karena saya akhirnya jadi tau lokasi kantor Kedutaan Australia yang baru, plus denger-denger masuk ke lingkungan Kedutaan yang baru ini jauh lebih sulit daripada sewaktu di lokasi yang lama. Dihari kerja normal, bahkan Australian citizen yang kerja di Jakarta saja harus berdiri menunggu 30 menit di pinggir jalan untuk bisa melalui proses security check. Sementara kemarin saya cuma 1 menit menunjukkan kartu identitas saja. 
  
Banyak keuntungan yang didapat kalau kalian jadi penerima beasiswa AAS alias Australian Awards Scholarship, dan keuntungan ini sudah dirasakan sejak sebelum berangkat sekolah sampai setelah kalian jadi alumni. Belum lagi pengalaman berharga yang dirasakan saat sekolah merantau ke negeri kanguru, Subhanallah Alhamdulillah banget deh pokoknya. 

Saya belum bisa share pengalaman ataupun tips and trick untuk dapetin beasiswa AAS di blog ini, but I would be very happy to answer kalau ada yang bertanya :D. Anyway ada blog temen seperjuangan yang pernah share tentang seputaran beasiswa AAS, ada Ratri dan ada juga Dhani. Ada juga madeandi yang blognya banyak banget dirujuk sama para pencari beasiswa.

Semoga sedikit tulisan dan foto ini bisa bikin kalian tambah semangat untuk apply beasiswa AAS yah \(^^)/

salam, kiss, and hug
Wulan 
  


Monday, August 14, 2017

Current Crush: 90's Button-Front Long Dress




lagi in the mood pake button-front long flowery dress, 
aku ga yakin style ini pernah trending tahun 90-an atau ga
tapi gaya ini rasanya effortless chic deh 


unbutton it so I don't look too girly

Pair it with sneakers


@_streetstyle
Pair it sandals


@blaireadiebee
     
   Pair it with boots


ZARA


H&M


kayaknya bakal hunting dress seperti ini lagi nih, super easy and hijab-friendly !


salam
wulan 



Sunday, August 6, 2017

Where to go in Jogjakarta : Ullen Sentalu Museum


To be honest, I never heard about this place before. I first found out about Ullen Sentalu Museum when I was planning an itinerary to Jogjakarta with some friends. When I googled about Jogjakarta, there was a nice picture of a gate that looks like a place I've visit before in Melbourne called Monsalvat. Turns out that the gate in the picture was part of Ullen Sentalu property. There weren't much information I got from google about Ullen Sentalu Museum. This was probably because the privacy regulation applied on the area of museum.      

Ullen Sentalu Museum located one hour away from Jogjakarta city center. It was in a highland area called Kaliurang. I'm not really sure about public transportation that can be used to reach the museum, but rent a car might be a better option, or share Uber if you go with some friends. Once you reach the place you will see a contemporary style building as the entrance of museum area. The ticket to enter the museum cost IDR 50.000 for local tourist and might cost more for international tourist. After you get the ticket, you need to wait at their holding room for museum-tour schedule to start. The holding room itself is in the same room where you buy your ticket, and no need to worry of getting bored waiting, because it only takes couple of minutes until the tour started. Besides there are some art installation on the holding room that you can enjoy while waiting. Oh and a bit of information, due to the privacy regulation, every visitors has to join the tour and are not allowed to explore the museum by themselves.

The museum contains of gamelan collection, photographs and painting of Keraton Royal Family and also personal stuff that belongs to several former Kings and Queens of Jogjakarta. What most valuable in the museum is the story of Keraton Royal Family that probably never told before no where except inside the museum. The story were told fluently during this approximately an hour museum tour by the tour guide. My favorite part of the museum are areas which dedicated for Putri Tineke and for Ratu Mas. The room for Princess Tineke or as we called Putri Tineke shows poems or letters from friends and colleague to cheer up the princess who had a heartbreak because of her forbidden love. The letters were written in Indonesia or in Dutch, and I think the letters are too beautiful not to be published as a book or shared through internet. The second area of the museum that I love is the room dedicated for Queen Mas or as we called Ratu Mas. This room shows the queen's dresses, batik and also hat collection which she got directly from Netherlands. I can imagine Ratu Mas as a fashionable queen at that time. Unfortunately, taking picture is strictly prohibited inside the museum, so I could not show you any of the collections. 

After the tour finished, we were served with a glass of traditional drink or so called Jamu that made using Ratu Mas's secret recipe. It is believe that  Jamu Ratu Mas will make the one who drinks it look younger.

do we look younger already?
Ullen Sentalu Museum is a very nice place to enjoy, and luckily you are still allowed to take picture outside the museum. As the museum itself told us, "what would a journey be without documentation" , right?




tilted stone as the icon of Ullen Sentalu Museum, symbolized the world that becoming more "tilted" on morals and appreciation on culture and history 

Ullen Sentalu also has a restaurant and boutique to offer to complete your visit there.  Beukenhof, a restaurant located on the second floor of one of the museum building, offers you both Western and Indonesian food in a colonial ambiance.  Pick a table outside to have your coffee or meal with a garden view.


view from Beukenhof balcony





when in Jogjakarta, dont forget to come to Ullen Sentalu Museum 
a place worth to visit !

thanks for reading
salam, 
wulan


Sunday, July 23, 2017

Bali for duty


Haloo,,

Kira-kira sejak sebulan yang lalu, saya pernah nge-batin, terucap dalam hati,   "duh kangen pengen ke Bali"
Kayaknya udah lama banget deh terakhir kesana, tepatnya bulan November 2015. Berhubung perekonomian global lagi kurang stabil, apalagi pemerintah Indonesia sedang melakukan penghematan anggaran, ( intinya memang lagi ga ada budget siiih :P ) jadilah yang namanya ke Bali sebatas keinginan ajah. hikss 

Tapi Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Baik, kemarin tiba-tiba ditugaskan kantor untuk dinas ke Bali. Waah padahal bukan berdoa tapi cuma nge-batin, ternyata dikabulkan sama Allah !

Total di Denpasar hanya 26 jam sajah, dan karena judulnya dinas jadi ga sempet jalan-jalan kemana-mana sama sekali. Tiga jam waktu yang tersisa  setelah pekerjaan selesai hanya bisa mengantarkan saya makan di Warung Made yang terletak di Legian.   

Tapi alhamdulillah masih bisa ke Bali, denger lagu gamelan Bali dan menghirup bau kembang-kembangan Bali yang sangat khas. Pokok nya sudah merasakan Bali vibes lah walaupun sedikit. Sempat juga jalan ke beach area nya Hotel Anvaya Kuta tempat saya menginap, dan melihat pemandangan ini


Nasi Campur Sate Lilit di Warung Made


Cita -cita-nya sih mampir di Mad Pops dan foto di bawah tulisan ice ice baby yang kekinian banget ituh, tapi karena waktu yang ga memungkinkan, jadi beli Pistachio Baller di Warung Made ajah,, dan ini enak loh ! nyum. Cita-cita satunya lagi mau cari straw bag yang lagi in banget, ternyata ada yang jual di Ubud T_T , jauh sekali .... :(



  

next time, nge batinnya lebih lengkap aah, karena Allah Maha Baik, siapa tau di ijabah :)

"Ya Allah pingin liburan ke Singapore, udah lama ga kesana"

salam
Wulan



Sunday, July 16, 2017

tentang blog




tulis, hapus, tulis, hapus, tulis lagi ...
Kadang-kadang saya suka bimbang mau nulis blog dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia

Kok ribet banget sih? 
Iya, seperti itu lah proses saya menulis blog, banyak pertimbangan yang intinya pingin supaya blog ini enak dibaca dan bermanfaat. 

Bedanya apa, kan tinggal klik tombol 'translate'?
Jelas beda, kalau dalam bahasa Inggris saya akan memposisikan para pembaca saya secara general, jadi apa yang saya tulis dan informasi yang di-share pun akan lebih general. Sementara kalau pakai bahasa Indonesia, apa yang saya tulis dan share bisa lebih lugas sehingga bisa lebih mengena ke pembacanya seolah sedang mendengar atau membaca cerita dari temannya sendiri. Lagipula bahasa inggris saya belum faseh jadi bisa lebih ekspresif kalau pakai bahasa Indonesia hihih.

Kemarin sempat tidak sengaja blog-walking karena lagi mencari referensi liburan ke Jogjakarta. Mampirlah ke beberapa blog, salah satu nya blog Andra Alodita. Well, saya follower-nya Alodita di Instagram, tapi ga pernah baca blognya. Dan ternyata, blog-nya asik untuk di baca, dari bahasanya yang cukup mudah dimengerti, tulisan di postingannya tidak terlalu panjang dan foto-foto nya yang menarik. Saya juga blog-walking ke blog-nya Diana Rika Sari, yang dulu sering saya baca tapi sekarang jarang ditengokin lagi karena terlalu asik dengan instagram. Gaya penulisan Diana lebih banyak tentang kontemplasi dan renungan hidup dibanding Alodita yang lebih banyak bercerita tentang keseharian, tapi blog Hot Chocolate and Mint nya Diana tetap ga kalah menarik untuk dibaca loh. Kenapa dua-duanya sama-sama menarik? karena menurut saya dari cara mereka menulis dan bercerita punya ciri khas tersendiri, they put their thought and soul on every post they write.

Selain ke blog-nya Andra Alodita, saya juga sempat nyasar ke sebuah blog yang juga bercerita tentang salah satu objek wisata di Jogjakarta. Blog tersebut di dekorasi dengan stempel-stempel perkumpulan blogger, yang bikin saya excited untuk baca-baca postingannya karena baru menemukan blog yang eksis. Jadi, di postingan yang saya baca, si penulis bercerita tentang salah satu museum di Jogjakarta, isi postingannya cukup informatif tapi dari cara menulisnya ga bikin saya penasaran ingin lanjut membaca sampai selesai. Bahkan beberapa kalimat ada yang copy paste dari website museum-nya. Ga seperti apa yang saya harapkan sih,,,

Sebagai orang yang punya blog (tidak menyebut diri sendiri sebagai blogger karena terlalu beerraaattt, dan saya ga segitunya eksis di dunia maya), pingin rasanya apa yang saya tulis bisa bikin orang senyum-senyum kalau sedang baca postingan yang menyenangkan atau exciting,  atau mereka manggut-manggut ikutan setuju sambil bilang dalam hati 'iih kok dia sama sih sama gue !' kalau sedang baca gagasan pemikiran dan perasaan yang saya tulis di postingan blog ini. Meskipun setiap orang pasti punya talenta dan gaya bercerita masing-masing, tapi semoga blog ini bisa jadi salah satu blog yang bikin senyum-senyum dan manggut manggut ketika dibaca. (^^)/

oopss padahal seharusnya menulis postingan tentang wisata di Melbourne
tapi malahan curhat dong maaah !!
anyway , thank you for reading 
sampai ketemu di postingan selanjutnya :)

salam,
Wulan


Sunday, July 9, 2017

Idul Fitri 1438 H



Duh judulnya kok plain banget yaa, tapi ga apa yaah nama nya juga penulis amateur nan mood-mood-an pulak. Melalui postingan ini, saya mengucapkan .... 


Selamat Hari Raya Idul Fitri 
Mohon Maaf Lahir Batin 
:) 

Semoga ibadah kita selama bulan Ramadhan yang lalu menjadi pemberat timbangan amal di hari perhitungan kelak, dan semoga kita diberi kesempatan bertemu dengan Ramadhan yang akan datang. 
aamiin.
Doa yang selalu di panjatkan di akhir solat Ied adalah doa meminta di pertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan. Walaupun dari tahun ke tahun ibadah nya ya begitu-begitu saja sih, tapi alhamdulillah dua Ramadhan terakhir ada sedikit perbaikan ^^. Selain ibadah yang begitu-begitu saja, saya juga merasa perayaan Lebaran dari tahun ke tahun semakin gitu-gitu aja, seadanya dan ga semeriah saat saya masih kecil dulu.
Is it only me or you guys also feel the same?  

Dulu sewaktu masih kecil, tentunya waktu masih ada mama, persiapan lebaran sudah dimulai sejak hari ke-15. Mulai dari beli bahan-bahan untuk kue lebaran, cicil bikin kue lebaran sampai bertoples toples, lalu menjelang hari Ied mulai cari baju lebaran, beresin rumah lebih dari biasanya, ganti taplak meja makan :D, pesen ketupat sampai masak sayur kuah ketupat lengkap dengan rendang, ayam, goreng ati, sambal pete. Saking banyaknya makanan, bisa sampe satu minggu makan ketupat dan kue lebaran terus terusan.
duuh saya yang lagi syawalan jadi ngiler begini nulis nya.

Tapi beberapa tahun terakhir ini, lebaran yang saya rasakan jauh lebih sederhana, pesan ketupat dan masak lauk pendamping ketupat secukupnya saja, kue lebaran pun beli. Malahan yang lebih bikin sedih yaitu lebaran tahun lalu ga ada pete sama sekali di sayur ataupun di sambal karena pete lagi mahal banget dan langka, cry cry deh T_T.
**yang ga suka pete bisa skip aja bagian yang tadi ga usah di baca (^^)/

Silaturahmi 'keliling' lebaran pun juga ga seperti dulu yang biasanya ada 'keliling' hari pertama, hari kedua bahkan kadang sampe hari ketiga. Tapi looh ma.. pa... baju lebarannya cuma dua stel aja, jadi hari ketiga ga pake baju lebaran :D . Di jaman milenial ini, (entah jaman apa maksudnya ya jaman sekarang, you know what I mean, right), hari pertama pun biasanya ditutup dengan pergi ke mall. Don't get me wrong, aku juga hari pertama lebaran sudah ke mall, tapi ada perasaan bersalah gitu loh, kan seharus nya masih bisa diusahakan silaturahmi ke rumah saudara atau kerabat yang lain.

Anyhow, dibalik perasaan kurang puas dengan kebiasaan perayaan lebaran yang semakin berkurang geregetnya, tapi saya bersyukur lebaran kali bisa ini semakin mempererat tali silaturahmi keluarga besar datuk Marzuki Gani. Saudara sepupu dan keponakan keturunan datuk Marzuki Gani semakin banyak yang datang dan berkumpul merayakan lebaran bareng-bareng. 

dipoto ini ada 4 generasi keluarga datuk Marzuki Gani, and I'm the second generation and yess it's mean that I am already a grandma and have grandson from my cousins

Oia satu lagi kebiasaan yang dulu sering dilakukan keluarga saya yaitu liburan keluarga setelah lebaran. Biasanya hari ke 3 atau ke 4 setelah lebaran kami berangkat dan menginap di Puncak Cisarua. Karena hampir setiap tahun selalu dilakukan, saya dan kakak-kakak yang awalnya excited banget usai lebaran lalu liburan ke puncak, lama- lama mulai merasa jenuh dan malas pergi berlibur karena vila yang disewa itu-itu aja. Maklum si papa cari vila yang dapat potongan harga :D . Tapi sekarang saya baru menyadari dan bersyukur atas usaha mama dan papa untuk membawa saya dan kakak-kakak liburan keluarga sebagai bagian dari perayaan lebaran. Mungkin kalau kami berlibur hanya dalam 1 atau 2 kali lebaran, memori bahagia dan excited-nya perayaan lebaran ga akan ada di ingatan saya seperti sekarang. 

Saya berkeinginan agar keponakan-keponakan saya bisa punya memori seru nya lebaran seperti halnya memori yang saya punya. So, lebaran kemarin saya mengajak keluarga untuk liburan bersama. Saya pilih tempat menginap di Highland Park Resort Bogor, dengan pertimbangan jarang tempuh yang lebih dekat dan ga terlalu macet dibandingkan harus ke daerah Puncak Cisarua, dan juga bentuk penginapan yang seperti tenda mongolian bisa jadi pengalaman yang berbeda dari sekedar menginap di kamar hotel. 




Selain bentuk penginapannya yang unik, The Highland Park Resort ini punya banyak fasilitas yang seru seru. Mereka menyediakan fasilitas kolam renang dengan 2 perosotan yang seru (beneran seru cos I've tried it ^^), playground, mini zoo, rumah bunga, juga ada fasilitas lain dengan biaya tertentu seperti golf driving range, berkuda, ATV, dan paint ball.

insta-worthy picture of my niece



superior tent yang kami sewa

okey donkey,
thank you for reading.
I hope you enjoy your lebaran holiday
and makes a lot of memories !!

Salam 
Wulan